Jenis Ruam Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya

Jenis Ruam Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Ruam adalah penyakit kulit dengan gejala timbulnya rasa gatal, benjol, mengelupas, bersisik, atau iritasi yang terjadi pada kulit. Biasanya ruam disebabkan oleh alergi, efek penggunaan obat, atau penyakit lainnya. Terdapat ruam yang sering terjadi pada bayi.

Sebagai orang tua, baiknya kenali jenis ruam pada bayi dan cara mengatasinya. 

Ruam seringkali dialami oleh bayi karena kulitnya masih sensitif dan belum sempurna. Ruam merupakan bentuk dari adaptasi kulit bayi dengan lingkungannya yang baru. Meskipun hal ini wajar terjadi, mengetahui penyebab munculnya ruam. 

Jenis ruam yang muncul pada kulit bayi sekilas tampak mirip, namun sebenarnya berbeda dan bermacam-macam tergantung penyebabnya. Dilansir CNNIndonesia, berikut beberapa jenis ruam pada bayi dan cara mengatasinya.

1. Ruam popok

Ruam popok adalah bercak merah yang muncul pada bagian kulit bayi yang tertutupi oleh popok yang bayi pakai. Kulit bayi yang terkena kontak langsung pada popok akan mengalami gesekan dan tekanan sehingga rentan iritasi.

Paling sering ruam popok disebabkan oleh popok yang terlalu ketat, kondisi popok yang lembap akibat terkena urine atau feses, atau tidak cocok dengan material popok atau tisu basah bayi.

Untuk menghindarkan bayi terkena ruam popok, rajinlah untuk mengganti popok bayi. Normalnya popok harus diganti sekitar dua sampai tiga jam sekali. Namun sering-sering mengecek apakah popok sudah kotor dan penuh apa belum agar lekas diganti.

Selain itu, jangan terlalu ketat memakaikan popok pada bayi karena ruam dipicu oleh kulit yang lembap. Pasangkan popok agak longgar agar mencegah lembap dan iritasi. Sebenarnya Anda bisa mengatasinya dengan membasuh permukaan kulit bayi yang ruam dengan lap hangat, kemudian oleskan krim atau salep ruam sebelum bayi mengenakan popok. 

Tapi apabila ruam sudah membuat kulit membengkak, melepuh, kering, dan pecah-pecah, segera periksakan bayi ke dokter karena gejala itu menandakan infeksi jamur.

2. Jerawat bayi

Jerawat bayi sebenarnya berbeda dengan jerawat seperti yang dialami remaja. Jerawat bayi juga dikenal sebagai jerawat neonatal yang terjadi pada sekitar 20 persen bayi baru lahir. Jerawat bayi lazim terjadi pada beberapa bulan pertama kehidupan si bayi. 

Penelitian menunjukkan bahwa jerawat bayi kemungkinan besar disebabkan oleh jamur, bukan kelenjar minyak atau sebum yang tersumbat.

Jerawat bayi adalah kondisi kulit umum yang biasanya bersifat sementara yang timbul pada wajah atau tubuh bayi. Jerawat ini ditandai dengan permukaan kulit kemerahan dengan beberapa benjolan kecil merah atau putih seperti komedo dan pustula.

Pada hampir semua kasus, jerawat sembuh sendiri tanpa perawatan dalam beberapa minggu. Jadi, Anda tidak perlu memberikan obat apa pun atau menggunakan lotion.

Sementara hingga kini masih belum jelas pencetus munculnya jerawat bayi. Namun beberapa ahli percaya itu disebabkan oleh hormon ibu atau bayi. Gesekan akibat kain yang kasar, bekas muntah atau air liur yang menempel di wajah juga bisa memperparah kondisi jerawat. 

Untuk mengatasi jerawat, jauhi produk bayi yang mengandung parfum dan berjenis krim, kain berbahan keras, dan jangan usil memencet benjolannya.

3. Eksim

Eksim adalah ruam yang mempunyai gejala dengan kondisi kulit yang ditandai gatal-gatal, kemerahan, kering, pecah-pecah, radang, dan kemerahan pada sebagian kecil atau besar wilayah tubuh. Kondisi ini umumnya terjadi sebagai respons terhadap alergen. 

Eksim sering terjadi pada bayi dan anak-anak dalam keluarga yang memiliki riwayat dermatitis atopik, alergi makanan, asma, demam, dan alergi lingkungan.

Pertama kali eksim akan muncul di kulit bayi sebagai ruam yang samar. Seiring waktu, ruam akan menebal, kering, dan bersisik. Biasanya, eksim muncul di lipatan kulit, seperti belakang lutut, siku, leher, dan daerah di sekitar mata dan telinga. 

Untuk mencegah terjadinya eksim, jauhkan bayi dari suhu yang ekstrem dan kontak langsung benda yang dapat mengiritasi kondisi kulit bayi. Jika bayi sudah telanjur mengalami eksim, identifikasi penyebabnya dan jauhkan dari pemicu apa pun. Gunakan sabun mandi dan deterjen pakaian yang lembut. 

Eksim yang lebih parah harus diobati dengan obat resep. Oleskan salep atau krim yang dianjurkan dokter segera setelah bayi selesai mandi. Jangan lupa untuk rutin berkonsultasi kepada dokter agar eksim dapat membaik.

4. Biduran

Biduran atau dalam bahasa medisnya disebut urtikaria adalah kondisi ruam yang menonjol seperti bentol berwarna merah pucat dan muncul secara tiba-tiba. Rasanya pun sangat gatal. 

Meski bisa keluar di mana saja pada tubuh, biduran biasa muncul pada wajah, tangan, kaki, dan kelamin. Biduran mungkin menghilang dari satu tempat lalu muncul di bagian lain dari tubuh dalam beberapa saat.

Penyebab biduran bermacam-macam, meliputi infeksi virus, infeksi bakteri, alergi makanan bayi, faktor lingkungan, gigitan serangga atau sengatan lebah, maupun kondisi autoimun yang melemah. 

Biduran akut dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Tak cuma memunculkan gatal pada kulit, biduran juga bisa mengakibatkan gejala di luar kulit seperti mual, muntah, sakit perut. 

Jika bayi terkena biduran, jangan memandikannya dengan air hangat. Gunakanlah air yang dingin tetapi jangan terlalu dingin. Sebab air dingin bisa meredakan rasa gatal dan iritasi pada kulit. Anda juga dapat memberi lotion atau krim yang mengandung calamine pada area biduran .

5. Biang keringat

Biang keringat atau miliaria akan membuat bayi merasa tak nyaman, menjadikannya lebih sulit tidur, cukup rewel, dan gelisah karena terasa sangat gatal. Biang keringat tampak sebagai benjolan kecil berwarna merah muda dan biasanya muncul di bagian tubuh bayi Anda yang cenderung berkeringat, seperti leher, selangkangan, ketiak.

Anda harus merawatnya di lingkungan yang sejuk, kering, dan longgar. Munculnya biang keringat dipicu oleh keringat yang terjebak di bawah kulit sehingga menyebabkan benjolan merah atau lepuh.

Biang keringat seringkali terjadi pada musim kemarau ketika cuaca panas dan lembap. Pakaian yang sempit dan bedong yang terlalu ketat serta berlapis-lapis yang membuat si bayi kegerahan memperburuk kondisi biang keringat.

Bayi sangat rentan mengalami biang keringat. Kelenjar keringat mereka belum terlalu berkembang dibandingkan dengan anak-anak yang lebih besar apalagi orang dewasa. Untungnya, dalam banyak kasus, ruam panas tidak memerlukan perawatan medis dan sembuh sendiri, dengan sedikit bantuan dari Anda.

Bedak, minyak, dan lotion bayi hanya akan membuat kondisi ruam semakin buruk karena menyumbat pori-pori. Beri bayi Anda istirahat dari pakaian di atas tikar bermain atau biarkan dia merangkak dengan pakaian longgar atau tanpa pakaian di dalam rumah. 

Selain itu, daripada menggunakan AC lebih baik nyalakan kipas angin dan buka jendela rumah agar udara dapat tersirkulasi dengan baik.

Segera bawa ke dokter bila biang keringat berlangsung selama lebih dari tiga hari atau memburuk. Perhatikan pula jika terjadi pembengkakan yang disebabkan oleh infeksi bakteri karena bayi tak sengaja menggaruk.

Berita Lainnya

Index