Mewakafkan Itu Berat, Biar PAN Saja

Mewakafkan Itu Berat, Biar PAN Saja
Sukma Irawan Auzar.

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM -Musyawarah daerah partai golkar Provinsi Riau akan dibuka dalam hitungan jam. Dari informasi yang beredar di media massa, akan ada nama - nama besar yang akan memperebutkan kursi pimpinan golkar di bumi lancang kuning tersebut. 

Andi Rahman, mantan Gubernur Riau yang juga merupakan petahana, dipastikan maju untuk menahkodai partai beringin untuk kali kedua. Dan kali ini, ia akan mendapatkan penantang serius, gubernur terpilih yang tak lain tak bukan adalah rivalnya ketika memperebutkan kursi Riau 1 beberapa waktu yang lalu. 

Adalah Syamsuar, seorang kader senior partai golkar, yang sudah kenyang dengan asam garam politik, akan mencoba peruntungannya menjadi ketua golkar Riau. Syamsuar bukanlah orang asing bagi golkar. Ia merupakan ketua Golkar Kabupaten Siak ketika menjabat sebagai bupati di negeri istana. Namun lucunya, dua periode menduduki tahta sebagai orang nomor satu di kabupaten tersebut, dan terakhir menjabat sebagai ketua DPD Golkar Siak, ia tak menggunakan golkar sebagai kendaraan politiknya. 

Kini, Syamsuar berhasrat untuk menguasai golkar. Tak salah memang keinginan tersebut muncul, mengingat partai golkar merupakan partai yang mengakar di bumi lancang kuning, partai pemenang pemilu di propinsi Riau, dan juga sebagai pendukung utama presiden Republik Indonesia ketika pilpres yang lalu. 

Tapi, masyarakat memandangnya lain. Keinginan tersebut seakan janggal dan bertentangan dengan hati dan logika sederhana sebagian orang. Kenapa begitu? Karena Syamsuar duduk di semua jabatan eksekutif selalu menggunakan PAN sebagai kendaraan politiknya. Terakhir, saat berkompetisi pada pilgubri yang lalu, Syamsuar didukung koalisi PAN, PKS, dan Nasdem. Bahkan Syamsuar dikabarkan telah memiliki KTA PAN dan memiliki komitmen untuk membesarkan partai ini.

Menyikapi dinamika ini, ketua DPW PAN Riau, H. Irwan Nasir, telah membuat pernyataan yang sangat tepat. Seakan mengerti kegelisahan masyarakat PAN Riau, ia menggunakan diksi "MEWAKAFKAN". Kata yang dianggap mewakili suasana kebathinan kader yang jemu menunggu realisasi janji politik ketika berharap mendapatkan dukungan PAN ketika pilgubri lalu. 

Rasanya wajar simpatisan dan seluruh keluarga besar PAN Riau gusar dengan keinginan Syamsuar memperebutkan kursi pimpinan golkar Riau. Bagaimana tidak? Mereka sudah bertungkus lumus hingga berdarah - darah memenangkannya untuk menduduki kursi empuk gubernur Riau, yang kala itu, golkar, mendukung Andi Rahman sebagai calon. Terlebih, ketika Syamsuar maju dan duduk sebagai kepala daerah di Kabupaten Siak pun, PAN selalu menjadi lokomotifnya. 

Namun, harapan tinggal harapan. Masyarakat PAN Riau harus berbesar hati mewakafkan orang yang dimenangkannya mencoba memperebutkan kursi pimpinan partai lain. Syukur kalau terpilih, karena mungkin akan ada rasa bangga melihat orang yang diperjuangkannya memenangkan pertarungan tersebut. Dan jika belum beruntung, tentu sejarah ini akan dicatat baik oleh PAN Riau dalam lembaran perjalanan politiknya. 

Semoga ada iktibar dari semua proses ini. Apapun pilihan politik yang diambil oleh Syamsuar, semoga akan membawa kemaslahatan bagi dirinya dan masyarakat Riau kedepannya. 

Selamat bermusyawarah Partai Golkar. Semoga menghasilkan keputusan terbaik bagi partai dan masyarakat Riau. Semoga wakaf yang diberikan bernilai manfaat untuk semua.

Berita Lainnya

Index