Dunia Arab tak Bertaji Hadapi Israel, Turki Berang

Dunia Arab tak Bertaji Hadapi Israel, Turki Berang

ISTANBUL, RIAUREVIEW.COM - KOMUNIKE bersama atau ungkapan keprihatinan saja, tidak cukup untuk meneyelamatkan bangsa Palestina dari aksi semena-mena Israel yang selalu bergeming terhadap berbagai protes dari dunia internasional.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Erdogan menggelar KTT Luar Biasa ke-7 di Istanbul 18 – 19 Mei lalu terkait aksi-aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Israel selama rangkaian unjukrasa yang dilakukan warga Palestina di Jalur Gaza sejak 13 Maret lalu gua memperingati Hari Bumi dan Hari Nakba yakni eksodus warga Palestina pasca kemerdekaan Israel, 14 Mei 1948.

Pada hari Senin lalu saja (14/5), menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, 61 warganya tewas dan ratusan orang luka-luka akibat bentrokan berdarah dengan pasukan negara Yahudi di tapal batas Israel – Palestina. Jumlah korban terbesar sejak agresi Israel ke wilayah Palestina ke Jalur Gaza pada 2004.

Tuan rumah sekaligus pemrakarsa KTT OKI kali ini, Recep Tayyip Erdogan dalam sambutannya melontarkan otokritik dan keluhan terhadap sejumlah negara muslim tanpa menyebu nama yang dinilainya bersikap “keras, intoleran serta ceroboh antarsesama negara muslim, namun intoleran dan tidak bertaji, bahkan pengecut menghadapi musuh-musuhnya.

Dengan blak-blakkan Erdogan mengatakan, OKI telah gagal dalam ujian (persoalan-red) Jerusalem dan mengakui, ada persoalan diantara anggota, yang menonjol adalah rivalitas antara Arab Saudi dan Iran dalam perebutan hegemoni di kawasan tersebut.

Misalnya terkait konflik Yaman yang sudah belangsung sekitar tiga tahun lalu, Iran berada di belakang suku Houthi, sebaliknya Arab Saudi mendukung kelompok mantan presiden Abdul Saleh Hadi. Iran diduga berada di balik serangan rudal balistik ke kota-kota besar di Arab Saudi dari kedudukan milisi Houthi di Yaman.

Arab Saudi juga dituding oleh sejumlah negara anggota OKI terlalu lunak dan bahkan diduga menjalin hubungan rahasia terhadap Israel, kemungkinan tidak ingin dikuncilkan oleh AS yang memang mendukung Israel menghadapi negara-negara lainnya di kawasan itu.

Sikap setengah hati Arab Saudi terkait isu Palestina juga tercermin dengan mengutus delegasi hanya dipimpin oleh menlu dalam KTT darurat OKI ke-7 di Istanbul.

Tidak tanggung-tanggung, dalam KTT luar biasa ke-7 OKI, diterbitkan 31 butir komunikas bersama menyangkut sentralitas isu Palestina dan perlindungan bagi bangsa Palestina dengan mewacanakan pembentukan pasukan internasional oleh PBB dan seruan terhadap komunitas internasional melalui DK PBB unuk menegakkan ketertiban internasional.

Isi komunike bersama yang penting lainnya adalah kecaman keras terhadap aksi brutal pasukan Israel di Jalur Gaza dan desakan kepada DK PBB, MU PBB dan Sekjen PBB, para pelapor dan Komisi Tinggi HAM PBB untuk membentuk komite ivestigasi internasional terkait rangkaian kekerasan yang terjadi di Gaza.

RI sendiri yang tidak pernah absen mendukung perjuangan rakyat Palestina menyampaikan enam butir usulan dalam KTT OKI Luar Biasa ke-7 Istanbul yang semuanya disepakati forum dan dimasukan dalam komunike bersama.

Usulan RI antara lain, OKI harus tegas menolak pengakuan sepihak AS terkait pemindahan ibukota Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem, dua negara merupakan solusi satu-satunya dengan Jerusalem Timur sebagai ibukota Palestina, mendorong OKI menggerakkan negara-negara lainnya untuk ikut serta mengakui Palestina dan mendesak negara-negara OKI meninjau kembali hubungan diplomatik dengan Israel.

Namun Dubes RI untuk Arab Saudi yang juga anggota delegasi RI dalam KTT OKI tersebut Agus Maftuh Abergebriel mengingatkan, komunike merupakan capaian positif, tetapi sampai kini perjuangan mendukung Palestina mencapai kemerdekaan belum terwujud.

Terkait isu Palestina, solidaritas dan dukungan nyata negara-negara anggota OKI diuji lagi. Memilik taji kah OKI? (AP/AFP/Reuters)/NS)

Berita Lainnya

Index