Australia Jadi Juara Pemasok Daging Halal di Dunia, Kok Bisa

Australia Jadi Juara Pemasok Daging Halal di Dunia, Kok Bisa

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM - Australia telah menjadi negara dengan program halal paling ketat di dunia. Fakta ini cukup mengejutkan mengingat Islam masih menjadi kelompok minoritas di Negara Kangguru itu.

May McKeown mempersiapkan makanan untuk sapi ternaknya di ladangnya di dekat kota Come-by-Chance, Sydney, Australia, 16 Maret 2017. REUTERS

Dilansir dari situs arabnews.com pada Senin, 21 Mei 2018, Otoritas Program Halal Pemerintah Australia atau AGAHP selama ini bekerja sama dengan Departemen Pertanian dan sumber daya air serta organisasi-organisasi Islam untuk menciptakan produk-produk halal.

Australia bahkan rela mengucurkan investasi jutaan dollar untuk membiayai penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan bidang daging dan pemahaman bahwa hewan yang sehat, diberi makan dengan baik dan bebas stres adalah prosedur untuk bisa menghasilkan daging berkualitas tinggi yang bisa dinikmati seluruh konsumen.

Salah satu persyaratan untuk mendapatkan daging halal adalah hewan harus diperlakukan dengan baik sejak lahir dan diberikan kemudahan akses terhadap makanan, air serta hewan bebas mengaum. Australia dengan lingkungan alamnya dan standar yang tinggi, bisa dengan mudah memenuhi persyaratan ini.

Untuk memperketat aturan soal daging halal, seluruh fasilitas di Australia digerakkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah terdaftar di otoritas berwenang dan perusahaan itu melatih para tukang jagal Muslim untuk menjalankan tugasnya.

"Anda bisa dengan percaya diri menikmati makanan saat mengetahui Anda membeli daging sapi dan domba halal dari Australia yang bersih, aman dan 100 persen dijamin halal," kata Tarek Ibrahim, juara Master Chef pertama dari Timur Tengah.

Pasar halal sedang berkembang luas di segmen bisnis makanan dunia. Pasar halal secara global bernilai sekitar US$.667 juta atau mewakili 20 persen industri makanan global. Diperkirakan pada tahun 2024, pasar makanan halal akan bernilai US$.2.55 triliun

Berita Lainnya

Index