Jelang Pemilu Serentak 17 April 2019, Unilak Berikan Penguatan Integrasi Pemilih Berdaulat NegaraKu

Jelang Pemilu Serentak 17 April 2019, Unilak Berikan Penguatan Integrasi Pemilih Berdaulat NegaraKu

PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM -Dalam rangka tri darma perguruan tinggi yaitu, pengabdian kepada masyarakat, Tim Pengabdi LPPM Universitas Lancang Kuning (Unilak) bermitra dengan KPUD Riau dan Penghulu Lubuk Tilan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan melibatkan Tokoh Masyarakat, Ibu PKK, Kader Posyandu, Pemuda, Bum-Kam dan warga di Kampung Lubik Tilan, Kecamatan Dayun, Siak, Minggu (07/04/2019). Tim pengabdian beranggotakan Alexsander Yandra, S.IP., M.Si sebagai koordinator pelaksana, Andrizal, SH., MH., M.Si anggota 1 dan Adrian Faridi, SH., MH anggota 2.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini disambut oleh Bapak Lamin Raharjo selaku Kepala Kampung serta support KPUD Riau dan Panwascam Kecamatan Dayun dalam berbagai diskusi. Adapun tema yang diambil adalah integrasi pemilih berdaulat Negara kuat dalam konteks penguatan partisipasi politik dan pencegahan terhadap kecurangan dan kesalahan dalam memilih di Kampung Lubuk Tilan. Tema ini di ambil karena 17 April 2019 akan dilaksanakan Pemilu Serentak Nasional pertama, serta penyelenggaraan helat demokrasi dalam pemilu kali ini serentak antara Pemilihan Legislatif dengan Pemilihan Presiden.

Sebagai koordinator tim pengabdian, Alexsander Yandra, S.IP., M.Si dan juga sekaligus sebagai narsumber terkait integrasi pemilih berdaulat Negara kuat menghimbau masyarakat untuk menggunakan hak suara dan tidak golput serta bagaimana masyarakat untuk kepo terhadap caleg yang akan dipilih. Beliau mengatakan kecendrungan masyarakat khususnya pemilih lanjutan (Ibu PKK) lebih aktif untuk memilih pemimpin dalam berbagai helat demokrasi lokal maupun nasional bahkan partisipasinya bagus namun sebaliknya partisipasi yang bagus belum didukung oleh kemampuan yang bijak dalam memilih sehingga yang terjadi cendrung berdasarkan like dan dislike. Bahkan untuk mensosialisasikan pemimpin yang berkualitas kemampuan masyarakat masih sangta terbatas. 

Dalam sesi kegiatan, tim pengabdian memberikan berbagai contoh cara memilih yang bijak, rasional dan ideologis bahkan menampilkan video bagaimana memilih agar tidak terjadi kesalahan sewaktu pencoblosan. Hal ini bertujaun untuk meminimalisir pemilih pragmatis di Kampung Lubuk Tilan. Masyarakat sangat antusias terlihat dari partisipasi masyarakat dalam memberikan pertanyaan sewaktu pelatihan dan materi berlangsung, bahkan masyarakat yang tergabung dalam  berbagai organisasi juga menyuarakan pelunya kedewasaan elit politik untuk bisa menghadirkan kontestasi politik yang damai, berkualitas serta tidak memanfaatkan isu agama kepada masyarakat atau prilaku politik permisif. Narasumber kedua Bapak Adrian Faridi, MH juga menjelaskan Pemilu 2019 merupakan pesta demokrasi bangsa Indonesia terbesar, karena menggabungkan pemilihan presiden dan legislatif secara bersamaan. Masa kampanye yang panjang diharapkan masyarakat dapat mengetahui siapa-siapa yang akan mewakili mereka di eksekutif maupun legislatif, namun masih saja terdapat masyarakat yang sampai saat ini bingung siapa yang akan dipilih, keadaan seperti ini sangat rentan dengan meningkatnya jumlah golput dan menyuburkan praktek money politic dalam menentukan pilihan.

Usai kegiatan, tim pengabdian memformulasikan tage line Sovereign voters (pemilih berdaulat Negara kuat), pengabdian ini akan berlanjut dan simultan karena masyarakat Lubuk Tilan sangat merasakan manfaat pengetahuan tentang pendidikan politik dengan penguatan peran kewargaan (civic culture), karena selama ini belum pernah ada kegiatan seperti ini dilakukan oleh KPUD ataupun Panwaslu kata Bapak Lamin Raharjo. Bahkan tim pelaksana pengabdian akan merumuskan kebutuhan masyarakat akan informasi yang lengkap tentang para calon Presiden dan calon Wakil Presiden, sehingga hoax dapat difilter serta membuat masyarakat masih memiliki harapan terhadap hasil pemilu yang menelan biaya triliyunan rupiah Kata Andrizal, MH yang Juga narasumber dalam kegiatan ini. Oleh karena itu, menurut Alex Kolaborasi antara perguruan tinggi, penyelenggara KPUD, Panwaslu dan pemerintah desa atau setingkat sangat penting dalam melakukan penguatan partisipasi politik masyarakat kampung. Harapannya adalah stabilitas politik dalam masyarakat dapat terwujud, partisipasi masyarakat tidak lagi dimobilisasi dan preferensi politik masyarakat akan lebih rasional.

Berita Lainnya

Index