Petaka Bom Jelang Lebaran di Suriah

Petaka Bom Jelang Lebaran di Suriah
Ilustrasi

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Suriah dan Rusia berhenti menghujani Idlib dengan bom. Itu merupakan provinsi di Suriah yang dikuasai jihadis.

"Mendengar bahwa Rusia, Suriah, dan perluasan yang terakhir yakni Iran, terus menghujani Provinsi Idlib di Suriah dengan bom dan tak pandang bulu membunuh banyak korban tak berdosa. Dunia menyaksikan pembantaian ini," demikan seperti yang dilansir CNNIndonesia.

Trump lanjut dengan mempertanyakan tujuan pengeboman itu.

"Apa yang akan kalian dapat? SETOP!" ia menegaskan.

Komentar itu, mengutip AFP, muncul setelah LSM Suriah meminta bantuan internasional atas serangan bom bertubi-tubi di Idlib, Jumat (31/5) lalu. Bukan hanya membunuh warga sipil, pengeboman itu juga mendorong sekitar 300 ribu orang ke perbatasan Turki.

Menurut data Syrian Observatory for Human Rights, hampir 950 orang terbunuh di Idlib.

Seharusnya, berdasarkan kesepakatan pada September, daerah-daerah yang berdekatan dengan dan dimiliki Hayat Tahrir al-Sham-kelompok bekas bentukan Al-Qaida di Suriah-ditinggalkan. Namun jihadis menolak angkat kaki dari sana, yang berbuntut pada serangan dari mana-mana.

Idlib semakin memburuk saat ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat melonjak.

Bom Mobil Jelang Idulfitri

Sementara itu, di bagian Suriah yang lain, sebuah bom mobil meledak di dekat pasar dan masjid. Ledakan itu menewaskan 17 orang di Azaz, termasuk empat anak-anak. Sementara itu, masih menurut data Syrian Observatory for Human Rights, 20 orang lain luka-luka.

Azaz merupakan salah satu pusat kehidupan di Provinsi Aleppo.

Menurut Kepala Syrian Observatory for Human Rights Rami Abdul Rahman, bom meledak malam hari. "Banyak orang meninggalkan salat tarawih saat ledakan itu terjadi," ujarnya.

Pasar saat itu juga sedang ramai, karena banyak orang sedang berbelanja keperluan Idulfitri. Mereka pun juga menjadi korban, yang langsung dilarikan ke rumah sakit Jihad Berro. Sampai-sampai, kata Rami, ruang gawat darurat di rumah sakit itu penuh.

"Itu benar-benar petaka menjelang Idulfitri," ujarnya.

Saksi mata Abu Youssef menuturkan, setidaknya enam korban mengalami luka bakar.

Belum jelas siapa di balik ledakan itu. Hanya sehari sebelumnya, mengutip AFP, ledakan yang sama terjadi di Raqa, membunuh 10 orang dan melukai 20 lainnya.

Berita Lainnya

Index