China Beri Peringatan Pelajar Hati-hati Menimba Ilmu di AS

China Beri Peringatan Pelajar Hati-hati Menimba Ilmu di AS
Ilustrasi

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Ketegangan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China meluas. Setelah perang dagang terhadap tarif barang dan jasa, kini imbasnya meluas ke dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan China memberi peringatan kepada pelajar yang akan menempuh pendidikan di AS.

"Sudah lama terjadi. Bahwa beberapa siswa China yang ingin belajar ke AS menghadapi pembatasan visa, waktu peninjauan yang berkepanjangan, validitas waktu yang lebih pendek dan meningkatnya penolakan visa," tulis pernyataan resmi yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan China, seperti dilansir CNNIndonesia, Selasa (4/6). 

Kementerian Pendidikan China jarang mengeluarkan peringatan terkait pendidikan. Kalau pun ada, peringatan berhubungan dengan universitas yang akan dituju para pelajar, bukan negara. 

"Ini akan mempengaruhi keberhasilan studi siswa China di AS," terang Kementerian Pendidikan. 

Tagar peringatan tersebut viral sejak diumumkan pada Senin (3/6) malam, waktu setempat. Peringatan telah dibaca lebih dari 21 juta kali di situs media sosial China, Weibo. 

Menjelang pernyataan resmi dirilis, Wakil Kepala Departemen Kerja Sama Internasional dan Pertukaran Internasional Xu Yongji sempat berujar bahwa pertukaran pendidikan akan menjadi semakin rumit. 

"AS dan pemerintah federal telah mempolitisasi pertukaran normal antar negara-negara dan menekan China atas nama ancaman China dan teori infiltrasi," imbuh Yongji. 

Pada Maret lalu, sekelompok anggota Kongres dari Partai Republik memperkenalkan RUU ke Kongres AS yang akan melarang orang yang dipekerjakan atau disponsori oleh militer China untuk menerima visa pelajar atau penelitian ke AS. 

Hubungan antara AS dan Cina telah memburuk sejak tidak ada kata sepakat dalam hubungan dagang. Kedua negara bahkan saling menyalahkan karena belum ada kesepakatan yang dicapai. 

Pemerintahan Trump menaikkan tarif dari 10 persen menjadi 25 persen pada barang-barang Cina senilai $200 miliar pada 10 Mei lalu. 

Kemudian Trump mengancam kemungkinan larangan ekspor kepada raksasa teknologi asal China, Huawei. Sebagai balasan, China meningkatkan tarif barang-barang AS senilai $60 miliar. 

Presiden AS Donald Trump diperkirakan bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping di G20 di Jepang pada Juni. Beberapa ahli berharap kesepakatan perdagangan bisa tercapai dalam pertemuan G20.

Berita Lainnya

Index