Roket Militan Serang Suriah, Enam Warga Sipil Tewas

Roket Militan Serang Suriah, Enam Warga Sipil Tewas
Ilustrasi. (REUTERS/Rodi Said)

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Sekitar enam warga sipil tewas dan delapan lainnya luka-luka akibat serangan roket yang diluncurkan kelompok militan di wilayah utara kota Aleppo, Suriah pada Minggu (14/7). 

Dilansir CNNIndonesia bahwa ada dua wilayah yang menjadi korban "serangan roket teroris" dan sebuah roket lainnya juga berhasil menghantam sebuah gedung di kota Aleppo, di mana rezim pemerintah telah mengambil alih kembali wilayah itu pada akhir 2016 lalu. 

Sementara, kepala pengamat perang dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang bermarkas di Inggris, Rami Abdel Rahman mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan bertambah karena mereka yang mengalami luka-luka berada dalam kondisi serius. 

"Kelompok jihad di wilayah barat Aleppo telah menargetkan kota (Aleppo) ini sejak pagi tadi," ujar Abdel Rahman. 

Surat kabar pendukung pemerintah, Al-Watan juga melaporkan melalui pesan di Telegramnya, "Tentara telah menanggapi serangan teroris itu ... dengan tembakan roket." 

Hingga kini masih belum jelas siapa dalang di balik serangan roket yang menghantam kota Aleppo tersebut. 

Sementara itu, Hayat Tharir al-Sham (HTS), pejuang mantan afiliasi Al-Qaeda Suriah telah dikerahkan ke provinsi tetangga di Idlib serta wilayah di dekatnya termasuk pedesaan di wilayah barat Aleppo. 

Tak hanya itu, kelompok militan yang lebih kecil dan kelompok Islam juga dikerahkan di wilayah tersebut. 

Pesawat tempur milik Rusia dan rezim Suriah di bawah Presiden Bashar Al Assad sebelumnya telah meningkatkan serangan ke wilayah Idlib sejak akhir April lalu dan menewaskan hampir 600 penduduk sipil. 

Pasukan HTS dan pejuang lainnya langsung membalas dengan menyerang pasukan pemerintah Suriah di wilayah itu, termasuk di bagian utara provinsi Hama yang bertetangga dengan Aleppo. 

Sejak Rusia turut campur tangan dan mendukung pemerintah Suriah pada 2015 lalu, rezim Suriah mulai meningkatkan serangkaian aksi kemenangan melawan pihak oposisi dan kelompok jihad yang sempat menguasai sebagian besar wilayah Suriah pada tahun-tahun pertama perang. 

Pasukan pemerintah Suriah juga berhasil mengambil alih seluruh wilayah negaranya dari tangan pemberontak kecuali provinsi Idlib dan beberapa bagian provinsi Hama, Aleppo dan Latakia. 

Sementara itu, provinsi Idlib dan wilayah sekitarnya seharusnya mendapat perlindungan dari serangan rezim sesuai dengan kesepakatan antara Rusia dan pendukung pemberontak Turki yang diprakarsai pada September 2018 lalu. 

Namun, pembentukan zona penyangga demiliterisasi yang direncanakan menurut kesepakatan itu tak pernah dilaksanakan sepenuhnya. 

Perang Suriah yang diwarnai aksi protes brutal melawan pemerintah sejak 2011 silam telah menewaskan lebih dari 370 ribu jiwa dan menyebabkan jutaan warga lain terpaksa mengungsi.

Berita Lainnya

Index