33 Tentara Turki Tewas Digempur Serangan Udara di Suriah

33 Tentara Turki Tewas Digempur Serangan Udara di Suriah

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Sebanyak 33 tentara Turki tewas akibat serangan udara yang diluncurkan pasukan pemerintah Suriah di Provinsi Idlib, Jumat (28/2). 

Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Hatay, Rahmi Dogan, wilayah yang berbatas dengan Idlib.

Serangan juga menyebabkan puluhan tentara lainnya luka-luka. Mereka sudah dievakuasi ke Turki untuk menjalani perawatan. 

Ketegangan di Suriah terus meningkat setelah rezim Suriah yang didukung Rusia meningkatkan serangan ke barat laut Idlib, wilayah yang dikuasai pemberontak. 

Dalam perang saudara di Suriah, Turki dan Rusia berada di pihak yang berseberangan. Rusia dan Iran membela rezim pemerintah Presiden Bashar Al Assad, sedangkan Turki bersama AS serta sekutu dari Eropa dan Arab membantu beberapa faksi pemberontak berbeda. 

Turki memiliki 12 pos pengamatan di wilayah Idlib yang diperoleh berdasarkan kesepakatan dengan Rusia pada 2018 lalu untuk mencegah peperangan. Namun belakangan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad mulai menyerang pos-pos di sana. 

Sebelumnya Suriah sudah diminta untuk menarik diri dari pos pengamatan Turki di Idlib. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Suriah menghentikan serangan sesegera mungkin dan mundur dari Idlib pada akhir bulan ini. 

Per hari ini, setidaknya sudah ada 53 aparat keamanan Turki yang meninggal di provinsi tersebut. Dewan Keamanan PBB telah melakukan pertemuan di tengah kekhawatiran akan situasi darurat kemanusiaan di Idlib yang tak kunjung reda. 

PBB berulang kali memperingatkan bahwa pertempuran di Idlib bisa berpotensi menciptakan krisis kemanusiaan serius.

Sembilan dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB pada Rabu kemarin telah mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres lebih aktif dalam upaya memulihkan perdamaian di Idlib. 

Menurut hitungan The Syrian Observatory for Human Rights setidaknya lebih dari 400 orang tewas sejak Desember akibat konflik ini. 

Hingga kini pasukan Suriah masih menduduki benteng pemberontak yang didukung Turki di Saraweb.

Observatorium Suriah mengatakan serangan udara yang dilakukan Suriah dan Rusia banyak menuai kritik dari negara barat karena tingginya angka kematian warga sipil.

Merespon pemboman ini, media pemerintah Suriah menuduh teroris meluncurkan serangan terhadap pasukan pemerintah yang berusaha merebut kembali kota Saraweb. 

Sekitar 950 ribu warga sipil telah melarikan diri karena serangan tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan masuknya pengungsi baru di Ankara.

Turki sendiri sudah menampung setidaknya 3,6 juta pengungsi Suriah di negaranya. Lebih dari 500 ribu pengungsi adalah anak-anak, dan dinyatakan telantar sejak Desember lalu. Juru bicara partai yang berkuasa di negara itu, Omar Celik mengatakan kepada CNN Angkara tidak sanggup lagi menerima lebih banyak pengungsi.

Sumber :CNNIndonesia. 

Berita Lainnya

Index