Dolar AS Menguat, Harga Ayam Bisa Jadi Naik

Dolar AS Menguat, Harga Ayam Bisa Jadi Naik

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Nilai dolar Amerika Serikat (AS) terus mendekati angka Rp 14.000. Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kemarin, (24/4) nilai 1 dolar tercatat Rp 13.999.

Tingginya nilai dolar tersebut berimbas pada industri pakan ternak serta pupuk. Hal itu lantaran komponen produksi dari dua sektor tersebut masih berasal dari impor.

Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman mengatakan saat ini sekitar 75% komponen produksi untuk pakan ternak masih impor. Tingginya komponen impor tersebut tentu berdampak pada biaya produksi.

"Jadi bisa dibayangkan kalau misalnya dolarnya naik, kalau konversi rupiahnya Rp 100, berarti kali 75%. Itu dari sisi US dolar," ujarnya, Rabu (25/4/2018).

Sementara, selain produksi naik karena tingginya dolar, biaya bahan baku pakan ternak dari pasar global juga sedang mengalami kenaikan.

"Tapi kalau lihat kita bandingkan Januari sampai sekarang, itu hampir semua bahan baku yang impor naik. Bungkil kedelai misalnya, sebelum dolar naik, itu harga lokalnya Rp 5.200, sekarang itu sudah Rp 7.600 naik Rp 2.400," katanya.

Karena kenaikan bahan baku serta menguatnya nilai dolar tersebut, kata Sudirman, maka pelaku industri pakan ternak menaikkan harga jual produksinya. Dia mengatakan, saat ini industri pakan ternak menaikkan harga rata-rata sebesar Rp 600/kilogram (kg).

"Kan ada dua macam kenaikan, kenaikan karena internasional market yang naik dan juga karena rupiah terdepresiasi. Kalau ditotal, rata-rata naiknya sekitar 600/kg, hampir 10% lah naiknya rata-rata," ujarnya.

Secara tidak langsung, Sudirman menambahkan, kenaikan harga pakan juga bakal mempengaruhi harga ayam. Harga ayam bisa ikut mengalami kenaikan karena harga pakan yang naik.

"Enggak secara langsung ya, karena harga pakan kan tergantung harga komoditas, sedangkan kalau harga daging telur itu tergantung suplly and demand," kata dia.

"Jadi kalau suplai ayam banyak, maka harga ayam turun walaupun pakan naik, peternak bisa rugi. Kalau peternak rugi, bangkrut, tutup, lama-lama kan nggak ada peternak, kalau nggak ada peternak harga ayam naik," tuturnya. 

Sumber: finance.detik.com

Berita Lainnya

Index