China dan Rusia Desak DK PBB Cabut Sanksi Korut

China dan Rusia Desak DK PBB Cabut Sanksi Korut
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -China dan Rusia meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa  (DK PBB) untuk mencabut sanksi ekspor batu bara, besi, biji besi dan tekstil dari Korea Utara (Korut). Rancangan resolusi pencabutan sanksi itu sudah dikirim sejak Senin (16/12) kemarin kepada seluruh negara anggota DK PBB.

Seperti dilansir CNNIndonesia, Selasa (17/12), China dan Rusia beralasan DK PBB harus mencabut sanksi tersebut demi meningkatkan taraf hidup warga sipil Korut.

Kedua negara itu juga meminta DK PBB mencabut sanksi yang melarang warga Korut bekerja di luar negeri dan kewajiban mengembalikan seluruh pendapatan dari para warga mereka yang menjadi pekerja migran pada 22 Desember.

Larangan itu diberlakukan sejak dua tahun lalu dengan alasan uang yang didapatkan dari bisnis dan sekitar 100 ribu pekerja migran asal Korut di luar negeri digunakan untuk mendukung program senjata nuklir dan rudal balistik.

China dan Rusia mengajukan usulan itu sebelum tenggat yang ditetapkan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, terkait perundingan pencabutan sanksi dan pelucutan senjata nuklir dengan Amerika Serikat berakhir pada Desember ini.

Di dalam rancangan itu disebutkan China dan Rusia mendukung dialog antara AS dan Korut dan meminta seluruh pihak yang terkait untuk meredam ketegangan militer di Semenanjung Korea. Selain itu, mereka menyarankan kedua belah pihak menyetujui perjanjian damai untuk mengakhiri Perang Korea pada 1950 sampai 1953.

Perang Korea hanya berhenti dengan perjanjian gencatan senjata.

Selain itu, China dan Rusia mendesak DK PBB kembali menghidupkan 'dialog enam pihak' terkait pencabutan sanksi dan denuklirisasi Korut. Proses itu dimulai pada 2003 dengan melibatkan China, Rusia, Korea Utara, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat.

Korut sebenarnya sudah sepakat akan menghentikan program senjata nuklir dengan imbalan proses keamanan, pencabutan sanksi ekonomi dan jaminan ketahanan energi. Akan tetapi, Korut menolak usulan AS untuk melakukan verifikasi terlebih dulu yang mengakibatkan proses terhenti pada Desember 2008.

Perundingan antara Kim Jong-un dan Presiden AS, Donald Trump, di Singapura serta Vietnam dilanjutkan dengan pertemuan juru runding kedua negara di Swedia tetap tidak menghasilkan kesepakatan apapun. Bahkan, Korut tercatat sudah 13 kali melakukan uji coba rudal balistik dan rudal jarak jauh sejak Mei lalu.

Hal itu diduga dilakukan untuk menekan AS supaya kembali ke meja perundingan.

China dan Rusia adalah sekutu Korea Utara. Mereka memasok berbagai macam peralatan untuk pembangunan infrastruktur dan kebutuhan hidup sehari-hari. Contohnya adalah suku cadang rel kereta api, besi untuk atap dan jendela, baut dan mur, buldozer, peralatan lampu lalu lintas, kendaraan di bawah 20 ton, kendaraan pemadam kebakaran, hingga peralatan menjahit, perkakas dapur sampai cangkul dan pacul.

Berita Lainnya

Index