The New Silk Road, China: Jalur Sutera, Dari Turki Menuju Indonesia

The New Silk Road, China: Jalur Sutera, Dari Turki Menuju Indonesia
RIAUREVIEW.COM - JOKO Widodo Presiden Indonesia memberi sinyal kuat akan komitmen mengembangkan The New Silk Road untuk wilayah Indonesia.

Saat menghadiri “Belt and Road International Cooperation Forum” atau The New Silk Road Summit” di Beijing pada pertengahan Mei 2017, Presiden Joko Widodo aktif membicarakan konsep jalur Sutera, termasuk berdialog bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Presiden Erdogan katakan waktu itu bahwa negaranya sangat mendukung inisiatif China untuk menghidupkan kembali Jalur Sutera era modern yang juga disebut Belt and Road Initiative.

Erdogan tegaskan bahwa Turki akan memainkan peranan penting sebagai jembatan geografis dan kebudayaan yang menghubungkan Timur dan Barat pada inisiatif Jalur Sutera baru itu. Salah satunya melalui pengoperasian proyek kereta api dari Baku (Azerbaijan) menuju Tbilisi (Georgia) hingga ke Kars (Turki).

Bagi China bahwa Turki dan Indonesia sangat strategis untuk mengembangkan Inisiatif Jalur Sutera baru sehingga bisa membuka peta dunia yang luas.

Menurut Presiden Erdogan sendiri bahwa Jalur Sutera membuka kembali kenangan terhadap jalur perdagangan internasional kuno tersebut, yang menghubungkan China dengan Eropa melalui Asia Tengah dan Asia Barat. Turki merupakan salah satu negara pelaku utama di jalur Sutera selain China. Uzbekistan dan Iran. Sehingga, tak heran, Presiden Erdogan sangat antusias terhadap inisiatif tersebut yang disebutnya sangat panting dan bersejarah.

Menurut Erlangga Ibrahim dan Syahrizal Budi Putranto (2018: 53), dalam bukunya berjudul "Jalur Sutera, Bagian 3: Turki dan Iran, Perjalanan Dari Mashhad ke Istanbul" bahwa dimasa kejayaan Jalur Sutera dahulu, Turki merupakan destinasi akhir perjalanan para saudagar. Setelah melewati wilayah Iran dan Mesopotamia, rombongan Caravan memasuki wilayah Turki.

Dari Tabriz di Iran, para pedagang yang membawa komoditas eksotis dari China, Asia Tengah dan Asia Barat itu masuk wilayah Turki di kota Dogubeyazit. Kota yang disebut terakhir ini hanya berjarak 30 kilometer dari perbatasan Iran. Selanjutnya dari Dogubeyazit Caravan melanjutkan perjalanan menuju Erzurum, Sivas, Ankara, Izmit hingga ke Konstantinopel (kini bernama Istanbul).

Lanjut, Erlangga Ibrahim juga katakan disamping jalur utama, ada lagi lintasan yang ditempuh rombongan Caravan di jalur selatan Turki.

Dari wilayah Iran, mereka terlebih dahulu melewati kawasan Mespotamia seperti Baghdad, Damaskus dan Aleppo untuk kemudian masuk ke Turki di wilayah Antakya. Perjalanan kemudian berlanjut ke Kayseri, Aksaray, Konya, Ankara dan berakhir di Istanbul.

Turki merupakan negara trans kontinental karena terletak di dua benua. Bagian terbesar yang mencapai 97 persen dari luas wilayahnya di benua Asia. Kawasan Turki Asia juga dikenal dengan nama Anatolia.

Sedangkan 3 persen wilayah Turki berada di benua Eropa. Tepatnya di ujung tenggara Semenanjung Balkan yang disebut juga dengan daratan Thracea atau Trakya. Antara Anatolia dan wilayah Turki di Eropa itu dipisahkan oleh Selat Bosphorus. Laut Marmara, dan Selat Dardanella.

Ketika masih bernama Konstantinopel, kota Istanbul merupakan pusat pemerintahan kerajaan-kerajaan yang berada di Turki. Mulai dari Kerajaan Romawi, Byzantium, hingga Ottoman. Pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Attaturk, kemudian memindahkan ibukota ke Ankara sampai sekarang.

Pada masa itu juga, nama Konstantinopel diganti dengan Istanbul untuk menunjukkan identitas Turki. Meski begitu, hingga saat ini Istanbul masih menampilkan sisa-sisa kemegahan masa lalunya dan menjadi kota yang ramai dikunjungi wisatawan mancanegara.

Pada tanggal 29 Oktober 1923, Attaturk memproklamirkan berdirinya Republik Turki yang mengakhiri eksistensi Kerajaan Ottoman. Meski berbentuk negara republik, tetapi sistem pemerintahannya berbentuk parlementer di mana presiden mendapatkan legitimasi dan bertanggung jawab kepada parlemen. Berdasarkan sistem tersebut, presiden hanya merupakan kepala negara dengan urusan yang lebih bersifat seremonial. Sedangkan roda pemerintahan dijalankan oleh perdana menteri yang ditunjuk oleh parlemen.

Namun, pada tanggal 16 April 2017, Presiden Erdogan memenangkan referendum yang akan mengubah sejumlah pasal dalam konstitusi Turki. Salah satu yang terpenting adalah berakhirnya sistem pemerintahan parlementer yang telah berlangsung hampir 100 tahun digantikan dengan sistem presidensiil. Dengan demikian, kekuasaan eksekutif akan mutlak berada di tangan presiden. “Hasil referendum ini merupakan awal dari era baru negara Turki,” ucap Erdogan saat menyampaikan pidato kemenangannya.

Belt and Road Initiative (BRI): Indonesian Maritim Connection

China Belt and Road Initiative (OBOR) merupakan investasi China-Indonesia yang memiliki dampak pembangunan kota-kota pelabuhan di Indonesia. OBOR sebagai strategi baru pemerintah Tiongkok untuk bekerjasama dengan negara-negara di dunia.

Presiden Joko Widodo merespon Inisiatif ini pada saat "The New Silk Road Summit” di Beijing pada pertengahan Mei 2017 lalu yang akan membangun Jalur Sutra Maritim yang menghubungkan Asia Tenggara melalui Samudra Hindia dengan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Hal ini menunjukkan kesamaan keinginan Turki dengan Indonesia. Kalau Turki sudah memiliki Jalur sebelumnya yang nembentangkan Eropa dan Timur Tengah. Namun, Indonesia juga keinginan yang sama melalui program Tol Maritim di Indonesia atau disebut Indonesian Maritim Connection (IMIC).

Keterlibatan Indonesia di Jalur Sutra Maritim menawarkan banyak kesempatan kepada negara-negara asing untuk berinvestasi dan berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Namun, Badan Koordinasi Penanaman Modal menyatakan bahwa realisasi investasi Tiongkok di Indonesia tidak lebih dari 10 persen pada tahun 2014.

Menurut World Bank, 2015; Indonesian Bureau of Statistics 2015 yakni perkembangan setelah dievaluasi, Indonesia dianggap negara yang harus disupport lebih besar karena faktor kebutuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara urutan ke-10 di dunia setelah tergabung dalam anggota G-20.

Indonesia dipandang juga dari sisi populasi penduduk berjumlah 252 juta (negara terpadat ke-4 di dunia) dengan GNI / kapita: $ 560 (2000) menjadi $ 3,630 (2014). Sementara GDP (juta US $): 861,934 (2015), peringkat ke 16 terbesar di dunia. Kemudian, tingkat pertumbuhan PDB Tahunan (%): 4,79 (2015) hingga 5,11 (2016). Itu terhitung dengan connection pulau: 17.508 dan kelompok etnis: lebih dari 300.

Bagi Indonesia, manfaat terbesar One Belt One Road China di Asia Tenggara yang akan memompa sekitar $ 87 miliar ke dalam proyek infrastruktur Indonesia, terbukti dalam laporan awal pekan ini tahun 2018 ini.

Laporan ASEAN Connections, ditulis oleh Economist Corporate Network atas nama firma hukum Baker & McKenzie, menemukan bahwa perusahaan mengharapkan peningkatan dalam perdagangan dan investasi sebagai hasil dari perdagangan regional dan transaksi investasi.

Selain One Belt One Road di China, inisiatif perdagangan regional utama juga mencakup Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), yang diklaim untuk meningkatkan konektivitas dan lingkungan bisnis secara keseluruhan.

Pada acara BRI Summit pada 2017 lalu di Beijing membuat Presiden Recep Tayyep Erdogan dalam pidatonya mengajak pemimpin dunia, termasuk Presiden Joko Widodo diajak bahwa inisiatif perdagangan mega-regional ini harus mendorong pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara dan Asean umumnya. Sehingga pasti akan mendapat manfaat dari peningkatan arus perdagangan dan investasi antar dan intra regional, serta dari investasi infrastruktur potensial yang akan dibawa China.

Menurut laporan ASEAN Connections tersebut, 80 persen dari para pemimpin yang disurvei berpendapat bahwa dampak terbesar One Belt One Road adalah peningkatan pengaruh Tiongkok di seluruh wilayah. Sementara 59 persen berharap keterlibatan mereka akan mengarah ke kemitraan dengan perusahaan Cina dan 50 persen yakin proyek ini akan meningkatkan investasi di ASEAN. One Belt One Road mungkin masih tampak sebagai tujuan yang jauh untuk kesejahteraan pribadi masyarakat dunia.

Di Indonesia persoalan Tenaga Kerja melalui perusahaan yang kembangkan konsep OBOR lebih dari dua pertiga perusahaan telah mulai membangun sumber daya manusia serta mencari mitra bisnis dan akuisisi potensial intensifkan persaingan antara perusahaan multinasional di Asean. Sudah tentu dan jelas bahwa perusahaan akam meraup untung terutama dari infrastruktur, proyek konstruksi, manufaktur, e-commerce dan transfortasi logistik.

Perekonomian China yang proteksi Indonesia melalui kerjasama ekonomi dan perdagangan sangat besar. Bagi Cina, posisi Indonesia sangat penting untuk mengembangkan hubungan Jalur Sutera yang lebih baik melalui penterjemahan kedalam strategi pembangunan dan kerja sama di bidang-bidang utama seperti Tol Laut (IMIC) dan infrastruktur.

Rencana besar untuk membangun transportasi dan infrastruktur bertujuan menghubungkan wilayah-wilayah negara di sepanjang jalur darat dan laut dari China ke Eropa dan Turki ke Indonesia.

Investasi China ke Indonesia meningkat secara signifikan, terutama dalam proyek infrastruktur mulai dari jembatan dan jalan hingga pembangkit listrik dan kereta api kecepatan tinggi. Tahun lalu, China adalah investor asing terbesar ketiga di Indonesia dengan investasi senilai US $ 3,4 miliar (S $ 4,5 miliar).

Perdagangan dua arah pada tahun 2016 melebihi US $ 52 miliar dan mencapai US $ 63,4 miliar tahun lalu, meningkat 17 persen. Namun, Indonesia memiliki defisit dengan China.

Namun, Indonesia saat ini, perdagangannya belum imbang dengan China, apalagi tambah hantaman dollar $14.200. Bank sentral Indonesia, Bank Indonesia, bulan lalu membuka kantor perwakilan di Beijing, bank sentral asing kesembilan untuk memulai kantor di China. Gubernurnya Agus Martowardojo mengatakan ini adalah untuk lebih mengoptimalkan hubungan ekonomi dan keuangan antara kedua negara dan meningkatkan pemahaman perkembangan ekonomi dan keuangan dan kebijakan di China dan implikasinya bagi Indonesia. [***]


Rusdianto Samawa
Direktur Eksekutif Global Base Review (GBR)

Berita Lainnya

Index