JK: Ancaman Corona ke Ekonomi Lebih Hebat dari Perang Dagang

JK: Ancaman Corona ke Ekonomi Lebih Hebat dari Perang Dagang

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) sekaligus eks wakil presiden Jusuf Kalla menilai ancaman perlambatan ekonomi dunia dari pandemi virus corona atau covid-19 jauh lebih besar ketimbang perang dagang antara AS dengan China.

Diketahui ekonomi Indonesia terus melambat setahun terakhir. Begitu pula dengan ekonomi global. Puncaknya, ketika wabah virus corona menyebar, banyak penerbangan ditangguhkan. Bahkan, penerbangan dari dan ke China disetop seluruhnya sementara waktu.

Akibatnya, sektor pariwisata Indonesia terpukul. Di Bali, sejumlah pengusaha hotel dan villa telah merumahkan sebagian karyawan. Begitu pula di Bintan, Kepulauan Riau.

"Saya kira dari dampak perang dagang AS-China, ini (virus corona) puluhan kali lebih hebat," ujarnya dilansir CNNIndonesia, Kamis (11/3). 

Wabah virus corona muncul pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Hal ini membuat pemerintah China menutup sejumlah kota di negaranya, namun penyebaran virus corona telah meluas ke negara-negara lain di dunia. 

Berdasarkan data penyebaran virus corona dari Johns Hopkins CSSE pada Kamis (12/3) pukul 13.30 WIB, jumlah kasus positif telah mencapai 126.258 dengan jumlah korban meninggal sebanyak 4.638 orang di dunia. Kasus terbanyak ada di China, Italia, Iran, Korea Selatan, Perancis, Spanyol, Jerman, dan Amerika Serikat. 

Indonesia pun memiliki 34 kasus positif virus corona. Saat ini, dua pasien sembuh, namun ada satu orang pasien yang meninggal dunia. Di samping itu, ada 736 pasien dalam pengawasan. 

Di Tanah Air, virus corona menyerang pergerakan nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Per hari ini, kurs rupiah bengkak ke Rp14.509 per dolar AS, sementara IHSG terperosok ke level 4.964,38. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tertekan akibat virus corona pada tahun ini. Proyeksinya, laju ekonomi yang semula ditargetkan bisa mencapai 5,3 persen akan turun ke kisaran 4,7 persen sampai 5,0 persen. 

Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksi ekonomi nasional hanya tumbuh 5,1 persen pada tahun ini. Proyeksi ini turun dari semula 5,1 persen sampai 5,5 persen.

Berita Lainnya

Index