Boeing Pangkas Produksi 737 Jadi 42 Pesawat per Bulan, Sebelumnya 52

Boeing Pangkas Produksi 737 Jadi 42 Pesawat per Bulan, Sebelumnya 52
Foto: Stephen Brashear/Getty Images.

WASHINGTON, RIAUREVIEW.COM -Raksasa penerbangan Amerika Serikat, Boeing mengumumkan akan memangkas jadwal produksi pesawat 737-nya menyusul tragedi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines dan Lion Air, yang mendorong penghentian global penerbangan Boeing 737 MAX.

Boeing berencana mengurangi produksi model 737 menjadi 42 unit pesawat per bulan, dari sebelumnya 52 pesawat per bulan. Pengurangan produksi ini akan dimulai pada pertengahan April ini. 

CEO Boeing, Dennis Muilenburg menyebut pemangkasan produksi ini bersifat sementara dan tidak akan mempengaruhi tingkat pekerjaan saat ini untuk 737 dan program terkait.

"Kami berkoordinasi erat dengan pelanggan kami di saat kami bekerja sesuai rencana untuk mengurangi dampak penyesuaian ini," kata Muilenburg dilansir kantor berita AFP dan detikcom, Sabtu (6/4/2019).

"Kami juga akan bekerja secara langsung dengan para pemasok mengenai rencana produksi mereka untuk meminimalisir gangguan operasional dan dampak keuangan dari perubahan tingkat produksi," imbuhnya.

Boeing terus memproduksi pesawat 737 sejak tragedi jatuhnya Ethiopian Airlines pada Maret lalu yang menewaskan 157 orang dan tragedi Lion Air yang menewaskan 189 orang pada Oktober 2018 lalu.

Meski mengakui peran sistem anti-stall atau MCAS dalam tragedi jatuhnya Ethiopian Airlines dan Lion Air, Boeing menegaskan pesawat jenis 737 MAX 8 memiliki 'keamanan mendasar'. Boeing berjanji mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan 737 MAX 8 memiliki kelaikan terbang.

Laporan awal yang dirilis otoritas Ethiopia pada Kamis (4/4) menempatkan Boeing di bawah tekanan lebih besar. Laporan itu mengungkapkan bahwa pilot Ethiopian Airlines ET 302 berjuang melawan sistem anti-stall yang terus-menerus memposisikan hidung pesawat ke bawah saat mengudara.

Sistem anti-stall, yang juga disebut sebagai Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS), dirancang untuk secara otomatis menurunkan hidung pesawat jika sistem mendeteksi adanya posisi stall atau berkurangnya kecepatan di udara. Menurut laporan otoritas Ethiopia, sebuah sensor yang mengalami malfungsi dalam penerbangan Ethiopian Airlines bulan lalu, telah mengirimkan data yang tidak benar kepada sistem kontrol penerbangan pada pesawat jenis 737 MAX 8 itu.

"Kami tetap yakin pada keselamatan mendasar 737 MAX," tegas Muilenburg, dalam pernyataannya merespons laporan otoritas Ethiopia, seperti dilansir AFP, Jumat (5/4/2019).

Berita Lainnya

Index